5 Spesies Eksotik dari Indonesia yang Ditemukan Tahun 2013
Sejumlah spesies baru dari Indonesia berhasil diungkap oleh para
ilmuwan, baik dari Indonesia, luar negeri, maupun lewat kolaborasi.
Beberapa penemuan terbilang mengejutkan sebab tidak hanya dinyatakan
sebagai spesies baru, tetapi juga genus baru.
Dari sekian spesies baru yang ditemukan di Indonesia, ada lima spesies yang terbilang istimewa dilihat dari kelangkaannya, kejutan ketika menemukannya, serta dari karakteristiknya. Berikut lima spesies tersebut.
Anggrek Bercula
Malleola inflata
Spesies baru ini ditemukan oleh peneliti Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indoensia (LIPI), Destario Metusala. Spesies anggrek yang ditemukan itu dinamai Malleola inflata.
Rio mengatakan, anggrek tersebut dikatakan bercula sebab punya "tonjolan kalus berukuran cukup besar yang menyeruak dari bibir bunganya sehingga tampak menyerupai cula".
Spesies ini ditemukan lewat hasil pembelajaran koleksi anggrek di Kebun Raya Purwodadi. Anggrek bercula tersebut dikoleksi dari wilayah Kalimantan Barat pada tahun 2006. Penemuan bunga ini dipublikasikan di Malesian Orcid Journal edisi Februari 2013.
Tikus Berduri
Halmaheramys bokimekot
Spesies tikus berduri ditemukan di wilayah Halmahera oleh peneliti dari Museum Zoologi Bogor, LIPI, yang bekerja sama dengan peneliti dari Universitas Copenhagen. Temuan itu dipublikasikan di Zoological Journal of the Linnean Society pada bulan September 2013.
Tikus dikatakan berduri sebab bulu-bulunya keras, tak seperti tikus umumnya. Bagian punggung tubuhnya berwarna coklat dengan ujung ekor berwarna putih dan bagian perut yang kelabu terang.
Tikus ini memiliki nama Halmaheramys bokimekot, sesuai nama tempat penemuannya. Tikus ini juga unik sebab sementara hewan di timur Indonesia lebih punya karakteristik Australia, tikus ini punya karakteristik Asia. Bukan cuma spesies baru, tikus ini juga genus baru.
Burung Hantu Lombok
Otus jolandae
Spesies burung hantu baru yang ditemukan di Lombok dinamai Otus jolandae. Burung hantu ini diidentifikasi berdasarkan suaranya.
Dalam publikasi di jurnal PLOS ONE, George Sangster, pemimpin penelitian dari Swedish Museum of Natural History, mengatakan bahwa burung hantu ini menghasilkan suara "pok" dan sesekali lebih panjang, "poook".
Temuan ini terbilang spesial sebab selama 100 tahun belakangan jarang terdengar temuan spesies burung hantu baru.
Hiu Berjalan
Hemiscyllum halmahera
Hiu berjalan spesies baru ini ditemukan di perairan Halmahera. Nama hiu berjalan tersebut adalah Hemiscyllum halmahera.
Temuan hiu berjalan ini istimewa sebab merupakan jenis hiu berjalan pertama yang ditemukan di Halmahera sekaligus memberi petunjuk bahwa penyebaran hiu berjalan ternyata sama dengan penyebaran burung cendrawasih.
Hiu berjalan ini ditemukan lewat kerja sama LIPI, The Nature Conservancy (TNC), Universitas Khairun, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), dan Conservation International (CI).
Ikan Karang Nusa Tenggara Timur
Paracheilinus rennyae
Penemuan ikan karang jenis flasherwrasse ini istimewa karena memakai nama peneliti Indonesia, Renny Kurnia Hadiaty.
Paracheilinus rennyae hanya bisa ditemukan di kawasan terumbu karang Pulau Flores dan Taman Nasional Komodo yang masuk dalam kawasan Segitiga Terumbu Karang dunia. Ikan karang spesies baru ini unik karena pola warnanya serta sirip punggung, belakang, serta ekor yang berbentuk lingkaran.
Flasherwrasse selalu menjadi ikan favorit penyelam dan fotografer bawah laut karena pola warna biru dan merahnya yang menarik, biasa ditunjukkan saat ritual kawin sebelum Matahari tenggelam.
sumber : kompas.com
Dari sekian spesies baru yang ditemukan di Indonesia, ada lima spesies yang terbilang istimewa dilihat dari kelangkaannya, kejutan ketika menemukannya, serta dari karakteristiknya. Berikut lima spesies tersebut.
Anggrek Bercula
Spesies baru ini ditemukan oleh peneliti Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indoensia (LIPI), Destario Metusala. Spesies anggrek yang ditemukan itu dinamai Malleola inflata.
Rio mengatakan, anggrek tersebut dikatakan bercula sebab punya "tonjolan kalus berukuran cukup besar yang menyeruak dari bibir bunganya sehingga tampak menyerupai cula".
Spesies ini ditemukan lewat hasil pembelajaran koleksi anggrek di Kebun Raya Purwodadi. Anggrek bercula tersebut dikoleksi dari wilayah Kalimantan Barat pada tahun 2006. Penemuan bunga ini dipublikasikan di Malesian Orcid Journal edisi Februari 2013.
Tikus Berduri
Spesies tikus berduri ditemukan di wilayah Halmahera oleh peneliti dari Museum Zoologi Bogor, LIPI, yang bekerja sama dengan peneliti dari Universitas Copenhagen. Temuan itu dipublikasikan di Zoological Journal of the Linnean Society pada bulan September 2013.
Tikus dikatakan berduri sebab bulu-bulunya keras, tak seperti tikus umumnya. Bagian punggung tubuhnya berwarna coklat dengan ujung ekor berwarna putih dan bagian perut yang kelabu terang.
Tikus ini memiliki nama Halmaheramys bokimekot, sesuai nama tempat penemuannya. Tikus ini juga unik sebab sementara hewan di timur Indonesia lebih punya karakteristik Australia, tikus ini punya karakteristik Asia. Bukan cuma spesies baru, tikus ini juga genus baru.
Burung Hantu Lombok
Spesies burung hantu baru yang ditemukan di Lombok dinamai Otus jolandae. Burung hantu ini diidentifikasi berdasarkan suaranya.
Dalam publikasi di jurnal PLOS ONE, George Sangster, pemimpin penelitian dari Swedish Museum of Natural History, mengatakan bahwa burung hantu ini menghasilkan suara "pok" dan sesekali lebih panjang, "poook".
Temuan ini terbilang spesial sebab selama 100 tahun belakangan jarang terdengar temuan spesies burung hantu baru.
Hiu Berjalan
Hiu berjalan spesies baru ini ditemukan di perairan Halmahera. Nama hiu berjalan tersebut adalah Hemiscyllum halmahera.
Temuan hiu berjalan ini istimewa sebab merupakan jenis hiu berjalan pertama yang ditemukan di Halmahera sekaligus memberi petunjuk bahwa penyebaran hiu berjalan ternyata sama dengan penyebaran burung cendrawasih.
Hiu berjalan ini ditemukan lewat kerja sama LIPI, The Nature Conservancy (TNC), Universitas Khairun, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), dan Conservation International (CI).
Ikan Karang Nusa Tenggara Timur
Penemuan ikan karang jenis flasherwrasse ini istimewa karena memakai nama peneliti Indonesia, Renny Kurnia Hadiaty.
Paracheilinus rennyae hanya bisa ditemukan di kawasan terumbu karang Pulau Flores dan Taman Nasional Komodo yang masuk dalam kawasan Segitiga Terumbu Karang dunia. Ikan karang spesies baru ini unik karena pola warnanya serta sirip punggung, belakang, serta ekor yang berbentuk lingkaran.
Flasherwrasse selalu menjadi ikan favorit penyelam dan fotografer bawah laut karena pola warna biru dan merahnya yang menarik, biasa ditunjukkan saat ritual kawin sebelum Matahari tenggelam.
sumber : kompas.com
Komentar
Posting Komentar