contoh PKM Gagasan Tertulis lolos Dikti tahun 2015, diketuai oleh Dian Fatmawati, Akuntansi Unnes
USULAN PROGRAM KREATIVITAS
MAHASISWA
TAPE MUDA (DUTA PETANI MUDA)
Sebagai Bentuk Implementasi Kebijakan Lahan
Abadi dan Meningkatkan Minat Pemuda untuk Bertani
BIDANG KEGIATAN:
PKM GAGASAN TERTULIS
Masalah
pertanian dan beberapa isu pembangunan pertanian kiranya perlu mendapat
perhatian serius. Mengingat bangsa
Indonesia adalah negara
agraris, tapi
kenyataannya swasembada dan mandiri di bidang pangan masih sulit diwujudkan. Salah satu kebijakan yang terbaru
adalah tahun 2006 tentang kebijakan lahan abadi untuk pertanian. Justru semakin
jauh saja karena tak banyak lagi generasi muda yang tertarik dengan bidang
pertanian. Merujuk
studi Sjafrida dan Firdaus (2009), selama kurun waktu lima tahun terakhir
terjadi penurunan minat siswa untuk masuk ke peguruan tinggi bidang pertanian.
Kecuali hanya di beberapa perguruan tinggi seperti Insititut Pertanian Bogor
dan beberapa universitas di Jawa Timur, di banyak perguruan tinggi
terjadi bangku kosong untuk bidang pertanian yang ditawarkan. Anak Petani tidak
mau jadi petani dengan anggapan bahwa jadi petani berarti harus siap miskin.
Dan saat ini 40 juta warga Indonesia (hanya sekitar 18% dari jumlah penduduk)
yang berprofesi sebagai petani usianya tak muda lagi, sekitar 40-50 tahun. Lalu jika sudah demikian terus menerus
dibiarkan, siapa lagi yang akan peduli dengan dunia pertanian dan apa kabar ketahanan
pangan di negeri “gemah ripah loh jinawi”
ini?
Karya tulis ini
bertujuan untuk merumuskan konsep untuk mengajak kembali kaum muda Indonesia
untuk tertarik, minat, dan peduli dengan pertanian masa depan dan kritis
terhadap implementasi kebijakan-kebijakan pemerintah, khususnya tentang lahan
abadi untuk pertanian dengan cara solusi strategis mengajak kaum muda, sarjana
pertanian, pemerintah, dan masyarakat umumnya untuk bersinergi bersama secara
aktif maupun pasif, interaktif-mutualistik, dan menciptakan petani inovatif
yang dapat meningkatkan produktivitas bidang pangan.
Metode dari
penulisan karya tulis ini adalah gagasan penulis dan tinjauan pustaka dari
beberapa sumber yang relevan dengan tema yang diangkat dan permasalahan yang
dibahas.
Untuk mengusung
gagasan kami yakni mengusulkan diadakan Pemilihan Duta Petani Muda sebagai
implementasi kebijakan lahan abadi adalah salah satu agar pemuda Indonesia
tertarik dan minat untuk memperhatikan kondisi pertanian Negara ini. Konsep ini
dilakukan bottom-up dari tingkat kecamatan-nasional. Selanjutnya duta tani muda
ini harus mengkampanyekan segala yang menjadi tugasnya, antara lain: aktif
menjadi seorang petani inovatif yang dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas
produksi, pasif menjadi petani dengan tetap berkontribusi secara nyata di media
sosial, interaktif-mutualistik di setiap kegiatan yang berkaitan dengan
pertanian dan pangan, sebagai duta sebaiknya bisa menjadi inspirasi pemuda
lainnya terlebih pada kaum menengah ke bawah supaya tidak harus melulu
mengandalkan dirinya merantau urbanisasi maupun menjadi TKI karena cukup
menjadi petani bisa menjadi bukti hidup juga terjamin. Agar konsep ini dapat terlaksana dengan baik,
maka harus diperlukan kerjasama dari berbagai pihak diantaranya pemerintah daerah,
dinas pemuda dan keolahragaan, dinas pertanian, kementrian pertanian, dan
tentunya pemuda dan masyarakat petani itu sendiri yang akan menjadi subyek dari
gagasan ini.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Agraria, dunia pertanian sangatlah penting untuk
dijadikan pusat perhatian. Karena darinya kita dapat mendapatkan sesuap nasi,
bukan? Akan tetapi semakin sedikit saja yang berminat menggeluti bidang
pertanian ini. Bukti menunjukkan bahwa jurusan pertanian di Pendidikan Tinggi
Indonesia dari tahun ke tahun menurun. Merujuk
studi Sjafrida dan Firdaus (2009), selama kurun waktu lima tahun terakhir
terjadi penurunan minat siswa untuk masuk ke peguruan tinggi bidang pertanian.
Kecuali hanya di beberapa perguruan tinggi seperti Insititut Pertanian Bogor
dan beberapa universitas di Jawa Timur, di banyak perguruan tinggi
terjadi bangku kosong untuk bidang pertanian yang ditawarkan. Lalu jika sudah
demikian terus menerus dibiarkan, siapa lagi yang akan peduli dengan dunia
pertanian dan apa kabar ketahanan pangan di negeri “gemah ripah loh jinawi” ini?
Memang pemerintah sudah berusaha menyelamatkan kutukan
krisis yang akan terjadi dengan beberapa aturan, misalnya dengan kebijakan
lahan sawah abadi. Namun, kenyataannya
lahan abadi untuk pertanian sulit diwujudkan. Konversi lahan pertanaian semakin
merajalela sehingga kebijakan tersebut dinilai gagal, dan celakanya tidak ada
yang peduli. Memang, sebidang tanah yang telah dikuasai satu pihak, maka ia
memiliki kewenangan untuk mempergunakan sesuai keinginannya dan diperkuat
dengan Perpu No. 36 tahun 2005 tentang penggunaan tanah untuk kepentingan umum
dan semangat otonomi daerah, maka kebijakan lahan abadi untuk pertanian ini
tidak selaras. Jadi maklumlah jika gagal. (Kompas, 2005)
Zaman sekarang semakin jarang kita menjumpai petani muda.
Berdasarkan data BPS mencatat, dalam kurun 10
tahun terakhir, jumlah petani berkurang 5 juta. Sebanyak 80 persen dari petani
yang ada pun sudah berusia di atas 50 tahun. Perbandingan petani usia muda dan
tua pun sangat jauh jumlahnya. Berdasarkan data BPS menunjukkan angka 30% untuk
petani muda dan sisanya berusia di atas 50 tahun.
Angka yang
dipaparkan BPS merupakan hasil dari sensus tani yang dilakukan pada bulan Mei
2013. Sensus dilakukan setiap 10 tahun ini menunjukan jumlah usaha tani pada
tahun 2013 tercatat hanya 26,14 juta rumah tangga (RT), angka ini turun 5,10
juta RT atau 16,32% dibandingkan tahun 2003. Meskipun jumlah prosuksi dapat
dibuktikan mngalami peningkatan dari 52,14 juta ton per tahun menjadi 69,27
juta ton per tahun. (Data BPS, 2013)
Anggapan yang kerap melekat bahwa
menjadi petani berarti harus siap menjadi miskin. yang pakaiannya lusuh, kotor,
dan compang-camping. Hal ini menimbulkan dampak negatif bagi pemuda yang akan
menggeluti bidang pertanian. Tapi, sebenarnya semua itu salah. Pertanian adalah
bidang yang menjanjikan. Hal ini berdasarkan pada yang disampaikan Wakil
Menteri Pertanian tahun 2010-2014, Rusman Heriawan (Liputan6.com)
Kehadiran kelompok tani diharapkan bisa
menghasilkan generasi baru ‘petani muda’ yang nantinya akan menjadi motor
penggerak perbaikan di sektor pertanian, khususnya mengkritisi lagi terhadap
kebijakan pemerintah tentang implementasi lahan abadi dan umumnya peningkatan
produksi lebih banyak lagi. Sehingga Indonesia mulai dari sekarang hingga kapan
pun bisa dan terus bisa swasembada, mandiri bidang pangan. Karena Indonesia
adalah negara agraris, sebagian penduduknya mengandalkan perekonomiannya di
sektor pertanian.
Tabel 1.1 Tabel perbandingan jumlah Rumah Tangga petani pada tahun
2003 dan 2013
Tabel 1.2 Tabel perbandingan jumlah produksi petani pada tahun 2003
dan 2013
Tabel
1.3 Tabel perbandingan usia petani pada tahun 2013
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan
karya tulis ini adalah:
1. Menjadikan sektor pertanian menjadi sector yang diminati lagi bagi
para pemuda
2.
Mengaplikasikan
kembali kebijakan sawah abadi dengan adanya duta petani muda
3.
Sinergitas
para sarjana pertanian, pemerintah, dan masyarakat tentang dunia pertanian
1.3 Manfaat Penulisan
Karya
tulis ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pemerintah dan masyarakat diantaranya
:
1.
Memberikan
alternatif solusi upaya upgrading minat pemuda menjadi petani dengan mengadakan
pemilihan duta petani muda.
2.
Sebagai
inovasi baru membangun perbaikan dunia pertanian.
3.
Memberikan
wawasan mengenai bidang pertanian secara luas bagi sarjana pertanian khususnya
dan masyarakat pada umumnya.
2. GAGASAN
Perkembangan populasi di Indonesia dinilai pesat. Hal ini pastinya
berdampak banyak terhadap kelangsungan hidup penduduk Indonesia di berbagai
sektor kehidupan. Kebutuhan akan pangan, pekerjaan, pendidikan, tempat tinggal,
dll. Kesemua masalah tersebut sedikit banyak menyangkut tentang lahan dan
bidang pertanian.
Manusia butuh makanan diperoleh dari hasil pertanian. Tetapi
semakin sedikit yang minat menjadi petani, bahkan anak muda jarang yang
bercita-cita ingin menjadi seorang petani sebagai pekerjaan impiannya. Minat
melanjutkan studi di bidang pertanian pun semakin turun di beberapa universitas
di Indonesia ini. Bahkan celakanya ketidakpedulian akan lahan pertanian semakin
parah akibat konversi lahan untuk pemukiman penduduk atau kegiatan lainnya.
Bagaimanapun, Indonesia perlu berusaha semamksimal mungkin
mencukupi kebutuhan pangannya secara mandiri. Hal ini menginat besarnya jumlah
penduduk, dihadapkan dengan tersedianya lahan pertanian yang cukup luas. Di
sisi lain, tenaga kerja pertanian kita cukup banyak. Pada prinsipnya, kita
harus mandiri di bidang pangan. Kemandirian di bidang pangan lebih dari sekedar
swasembada, karena memuat pula nuansa politik dan harga diri sebagai sebuah
bangsa (Husodo, 2005)
2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan atau Diterapkan
Sampai saat ini sudah banyak solusi yang dilakukan oleh pemerintah.
Hal tersebut dilakukan agar stabilitas bahan pangan di Indonesia bisa terwujud
dan kutukan krisis ketahanan pangan dapat ditolak. Solusi yang pernah
ditawarkan pemerintah tersebut antara lain menerapkan kebijakan lahan abadi untuk
pertanian. Melakukan program “Ayo Ganti Makanmu” sebagai cara mengatasi krisis
beras. Membentuk komunitas peduli lingkungan untuk melestarikan alam. Hingga
menyediakan jembatan perbaikan ketahanan pangan dengan dibentuknya para pemikir
generasi muda yang di perguruan tinggi disiplin ilmu bidang pertanian. Namun,
tidak banyak anak muda yang tertarik terjun langsung menjadi pelaku utama di
sektor yang menjanjikan ini.
2.3 Gagasan yang Ditawarkan
Untuk mengatasi gagalnya kebijakan lahan abadi untuk pertanian dan
program lain bentukan pemerintah, bisa dilakukan dengan Pemilihan Duta Petani
Muda. Gagasan ini sekaligus menjawab semakin sedikitnya minat para pemuda untuk
menjadi seorang petani generasi baru yang kiranya bisa mewujudkan produktivitas
guna menjaga ketahanan pangan Indonesia sampai waktu yang akan datang.
Teknis pelaksanaannya bisa dimulai dari pemilihan duta petani muda
tiap kecamatan, kemudian naik ke tingkat kabupaten, begitu seterusnya sampai
dengan duta petani muda skala nasional. Dengan demikian akan semakin banyak
duta petani muda yang akan peduli dengan dunia pertanian. Mengajak dan
menyadarkan kaum sebayanya untuk ikut serta dalam perbaikan perekonomian
Indonesia melalui agrarian.
Dengan terpilihnya seseorang yang terpilih akan bertugas untuk
terus kritis mengenai kebijakan pemerintah yang seakan tak peduli dengan
kesejahteraan petani, konversi lahan pertanian yang tidak berimbang, dan
langkah-langkah strategis apa saja yang kiranya perlu digarap guna perbaikan
dunia pertanian nasional, melalui sosialisasi maupun edukasi. Jika hal ini
dilaksanakan, maka akan banyak kaum muda yang mulai sadar, sehingga besar
harapan jurusan pertanian di Perguruan Tinggi akan ramai kembali dan pertanian
Indonesia bisa menjadi lebih baik, krisis pangan di tahun mendatang dapat
tercegah.
Agar gagasan Pemilihan Duta Petani Muda sebagai jalan mengatasi
permasalahan kompleks bidang pertanian nanti dapat terealisasikan, maka
pihak-pihak yang dapat membantu agar dapat terimplementasikan antara lain.
1.
Pemerintah
Daerah
Pemerintah Daerah disini adalah dinas tata kota dan dinas pertanian
dalam menentukan lahan yang akan dijadikan lahan abadi.
2.
Dinas
Pemuda dan Keolahragaan
Dinas Pemuda dan Keolahragaan mengadakan event kepemudaan yaitu
seleksi calon duta petani
3.
Dinas
Pertanian
Dinas Pertanian memilih salah satu calon duta petani untuk
dinobatkan menjadi duta petani menurut kriteria-kriteria yang menunjang
keberhasilan di dunia pertanian.
4.
Kementrian
Pertanian
Konsep ini harus mendapat dukungan sepenuhnya dari Kementrian
Pertanian, karena upaya untuk menggerakkan minat pemuda dalam dunia pertanian
untuk mengatasi gagalnya kebijakan lahan abadi untuk pertanian ke konversi
lahan adalah salah satu tugas dari kementiran ini. Dengan adanya dukungan dari
Kementrian Pertanian, maka konsep ini dapat terealisasikan dengan baik.
Membentuk kelomPOK kerJA oleh Duta Petani Muda.
Dengan terpilihnya Duta Petani Muda melalui serangkaian acara dan
kegiatan yang telah dilalui maka aktivitas yang dapat
diimplementasikan sebagai rencana aksi dalam usaha mengaktifkan lahan abadi yang harus dilakukan oleh Duta Petani Muda adalah:
1. PRA (Participatory
Rural Appraisal)
PRA merupakan suatu
metode dalam melakukan kajian untuk memahami kondisi lahan dengan melibatkan
masyarakat dalam kegiatan-kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi program. Kegiatan ini diperlukan untuk mendapatkan data awal kondisi
lahan.
2. Community Organising
Duta Petani Muda
Community organising
adalah usaha pengorganisasian dan pengembangan komunitas yang mengutamakan
pembangunan kesadaran kritis dan penggalian potensi pengetahuan lokal komunitas
berdasarkan musyawarah yang demokratis. Dengan kegiatan ini, diharapkan muncul
CODPM (community organiser) lokal dari komunitas petani. Sebagai
implementasinya dilakukan pendampingan komunitas berupa diskusi rutin ataupun
dialog kritis dengan kelompok tani yang kemudian mampu mengonsolidasikan
kelompok-kelompok tani yang ada untuk saling berkomunikasi dan sharing
pengalaman. Kemudian di kelompok tani perlu diadakan evaluasi dan perencanaan
kegiatan yang lebih terstruktur, baik di tingkat kelompok maupun desa, guna
meningkatkan kualitas kegiatan dan kapasitas anggota.
3. Penyadaran Gender
Penyadaran gender atau
pembagian peran yang adil antara laki-laki dan perempuan penting dilakukan demi
tercapainya tujuan program secara umum, dimana disyaratkan peningkatan
kapasitas, akses dan partisipasi petani serta Duta Petani Muda, termasuk
perempuan. Penyadaran ini tidak hanya ditujukan bagi perempuan namun juga
laki-laki, karena pemahaman bias gender yang sudah terkonstruksi sejak jaman
dahulu kala melalui budaya dan agama, perlu dirombak sebagaimana terjadi di
hampir semua belahan bumi.
4. Pengembangan Media
Informasi Petani
Media bermanfaat untuk
menyebarluaskan informasi dan pengetahuan petani yang akan menyumbang pada
peningkatan kapasitas dan partisipasi petani. Ketrampilan menggunakan media
perlu dipunyai kader CO DPM, sehingga perlu dikembangkan bentuk jurnalis yang
baik sehingga penampilan buletin yang terbit lebih menarik dan mudah dimengerti
oleh masyarakat tentang lahan abadi.
5. Pengembangan
Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Berkelanjutan
(PB) adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk usaha pertanian guna
membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau
meningkatkan kualitas lahan abadi dan melestarikan sumberdaya alam. Pengembangan
PB termasuk pertanian organik yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan potensi
sumberdaya lokal, pelibatan partisipasi petani dalam pengambilan keputusan,
pemenuhan kebutuhan dasar dan hak-hak petani. Konsep PB secara umum merupakan
konsep yang kompleks dan fleksibel yang sesuai diterapkan di wilayah-wilayah
marjinal.
6. Pengembangan
Teknologi Pasca Panen dan Kewirausahaan
Beberapa strategi
peningkatan kualitas sumberdaya petani adalah dengan mengembangkan kemampuan
usaha tani dan kewirausahaan serta menerapkan IPTEK (ilmu pengetahuan dan
teknologi). Peningkatan kualitas sumberdaya manusia berpotensi untuk
meningkatkan produksi pertanian. Kemudian pengolahan hasil pasca panen dengan
menggunakan teknologi yang lebih maju dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah
produk primer komoditas pertanian lahan abadi. Selama ini kawasan pedesaan
masih sebagai penyedia bahan mentah, sedangkan pengelolaan dan pemasaran hasil
dilakukan oleh masyarakat non petani yang ada di kota. Selain itu, karena
tuntutan kesibukan dan peran perempuan dalam kegiatan sosial ekonomi, kebutuhan
produk olahan yang lebih praktis baik cara memasak maupun mengonsumsinya akan
terus meningkat. Adanya sifat produk pertanian yang mudah rusak dan musiman
membuat teknologi pasca panen sekunder mempunyai peran penting dalam
meningkatkan nilai tambah. Dengan memperoleh dan mengembangkan produk olahan
yang beraneka ragam dan mutu terjamin serta memiliki daya saing tinggi,
diperlukan peran teknologi pengolahan hasil pertanian tepat guna di daerah
pedesaan yang sudah ditetapkan sebagai lahan abadi.
7. Manajemen dan
Konservasi Tanah dan Air
Konservasi tanah dan
air perlu dilakukan dalam rangka mempertahankan atau meningkatkan kualitas
tanah dan air sehingga mampu dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh petani untuk
berproduksi. Dalam kegiatan ini akan teridentifikasi praktek pengendalian erosi
dan pemanenan air yang tepat guna serta teknik manajemen yang sesuai untuk
dataran tinggi. Penanaman pohon produktif merupakan salah satu usaha konservasi
tanah dan air, dalam hal ini akan melibatkan pihak terkait lainnya dalam
perencanaannya selain dari Duta Petani Muda.
8. Pengembangan Usaha
Ekonomi Produktif
Dengan adanya Duta
Petani Muda diharapkan dapat memberikan sosialisasi dan mengadakan usaha ekonomi produktif kepada komunitas tani
sehingga akan memberi manfaat tambahan pendapatan petani serta menguatkan
kelompok itu sendiri sehingga punya posisi tawar di masyarakat. Usaha yang
dikembangkan tersebut disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan petani. Kelompok
tani dengan usaha produktif dapat berkembang menjadi koperasi usaha bersama
(KUB) apabila dikelola dengan manajemen yang baik oleh Duta Petani Muda dan
kelompok tani itu sendiri.
9. Perumusan Strategi
Pemasaran
Kendala yang dialami
petani di lahan abadi yang kering di dataran tinggi dalam usaha taninya adalah
dalam hal pemasaran, yang sulit bersaing dengan produk dari dataran rendah.
Program pertanian organik dan pengembangan produk lokal yang diterapkan di
wilayah tersebut menjadi unggulan dan ciri khas sehingga apabila ditemukan
strategi pemasaran yang tepat akan meningkatkan nilai jual produk pertaniannya.
Sebagai hasil akhir dari kegiatan ini adalah terbentuknya pasar produk lokal
dan organik. Perlu dipertahankannya pasar produk lokal dan organik penting
artinya untuk menjaga pengelolaan usaha tani agar senantiasa ramah lingkungan.
Keberadaan kader CO
yang berasal dari Duta Petani Muda dari setiap daerah masing-masing diharapkan
bisa menjadi pelopor utama penggerak masyarakat, karena mereka memahami betul
kondisi psikologis masyarakatnya maupun kondisi geografis daerahnya yang mereka
temui sehari-hari. Maka itu, berbagai pendidikan ditujukan untuk kader CO untuk
meningkatkan kapasitas pengorganisasiannya maupun teknis pertaniannya.
3. KESIMPULAN
Dewasa ini kebijakan lahan abadi ternyata dirasa
kurang dalam mengatasi masalah ketahanan pangan di Indonesia. dengan Pemilihan
Duta Petani Muda diharapkan bisa menumbuhkan minat kepara para generasi muda
untuk dapat mewujudkan produktivitas guna menjaga ketahanan pangan Indonesia
sampai waktu yang akan datang. Proses seleksi calon Duta Petani Muda dilakukan
di seluruh daerah di Indonesia agar dapat merata. Melalui lembaga pemerintah
setempat yaitu melalui kecamatan masing-masing pendaftar. Kemudian pihak lembaga
pemerintah mengirimkan hasil peserta yang lolos seleksi. Panitia menghubungi
para peserta yang lolos dengan mengirim emai, kemudian panitia mengadakan rapat
intern untuk mengadakan acara intinya yaitu seleksi kembali dengan berbagai
serangkaian tes baik individu maupun kelompok. Peserta yang berhasil terpilih
menjadi Duta Petani Muda nantinya wajib menjalankan tugasnya selama 1 tahun dan
mampu mengemban tanggung jawabnya. Duta
Petani Muda ini nantinya diharapkan mempunyai tanggungjawab dalam hal menjadi
panutan, menjadi inspirasi,dinamis pemikiran,karakter dan mampu menjalankan
tugas dan menempatkan diri mereka. Dan juga
kehadiran Duta Petani Muda diharapkan bisa menghasilkan generasi baru ‘petani
muda’ yang nantinya akan menjadi motor penggerak perbaikan di sektor pertanian,
khususnya peningkatan produksi. Sehingga Indonesia mulai dari sekarang hingga
kapan pun bisa dan terus bisa swasembada, mandiri bidang pangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Husodo, Siswono Y. 2005. Penataan
Keagrariaan dan Pertanahan Wujud Kesinambungan Pertanian. Dalam: Endang
Suhendar dkk. (eds) 2002. Menuju Keadilan Agraria:70 Tahun Gunawan Wiradi.
Yayasan AKATIGA, Bandung
Kompas. 2005. Kebijakan atas
Lahan Pertanian Tidak Konsisten. Harian Kompas. Sabtu, 14 Mei 2005
Firdaus, M. dan Sjafrida. 2009. Dalam: M. Firdaus. 2013. “Mau Jadi Apa Setelah Lulus Sarjana
Pertanian?” dari www.dikti.go.id
/blog/2013/02/25/mau-jadi-apa-setelah-lulus-sarjana-pertanian/ pada tanggal 13 Maret 2015
Suryamin. 2013. BPS: Jumlah
Petani di Indonesia Terus Berkurang.Jakarta. dari www.bps.go.id pada tamggal 18 Maret 2015
Komentar
Posting Komentar