Dari Aku yang Sekarang Menjauhimu
Hei, apa kabar kamu mas? Sudah
lama rasanya kita tak saling bertukar pesan bercerita tentang hari yang sudah
kita lalui. Jangankan untuk hal itu, berjumpa saja sudah jarang.
Pertemuan-pertemuan yang kita
lalui bukanlah sebuah kesengajaan, namun itu memang skenario dari yang maha
kuasa. Selagi masih ada jalan lain aku selalu memilih untuk tidak bertemu di
denganmu di jalan itu. tapi terkadang waktu dan kondisi memaksa kita untuk
bertemu kembali dalam satu jalan yang sama. mungkin itu takdir. Yaa, sudah
terjadi dan itu berarti memang kodar kita bertemu, entah itu aku melihatmu tapi
kamu tidak atau kamu melihatku tapi aku tidak. sayangnya kita tak seperti dulu
lagi. Tatapan sendu tati tak pernah beradu. Aku memilih berpura-pura sibuk
dengan hpku dan kamu memilih untuk segera bercerita dengan teman-temanmu. Dan
lagi-lagi kita berlalu begitu saja.
Hei, apa kabar kamu mas? Aku
memaksa diriku untuk tidak peduli lagi dengan semua tentangmu. Aku harus
memaksa diriku untuk tidak sering-sering lagi melihat akunmudan semua pesan
yang pernah kita mulai. Seakan ku tahu waktu-waktumu berselancar di dunia maya.
Sedetik aku muncul di dunia maya kao tiba-tiba ada di obrolan dan aku memaksa
untuk untuk keluar dari dunia maya. Tak kupungkiri kadang aku tersenyum melihat
pesanmu yang muncul di obrolan. Hingga saat ini aku masih mengingat waktu-waktu
kita berada di dunia maya. Tapi nihil kita jarang lagi berada dalam satu waktu
yang sama di dunia nyata. Terakhir kali kao menanyakan keberadaan ku setelah
kuliah berlangsung selama dua minggu. Dan aku sangat senang melihat pesanmu
yang telah lama aku tunggu meski kao hanya menanyakan kabarku. Sesederhana itu
kao menghapus rinduku. Bagiku jarak kita bisa hanya satu sentimeter tapi bisa
juga ribuan kilometer saat kita tak sedang dalam masa liburan kuliah.
Sengaja aku tak menanyakan
kabarmu seperti biasa karna aku telah memilih menjauh. Aku bukannya berhenti
berusaha, tapi merelakan Alloh yang mengatur semua. Semua kehhormatan
perasaanku. Begitu banyak rindu yang kupendam hingga akhirnya pesanmu datang
dan menghapus rinduku. Meski terkadang kao mengalihkan pembicaraan agar aku tak
memaksamu untuk mengikuti ajakanku agar kita bisa bertemu walau bukan itu yang menjadi
tujuan ajakanku. Aku memilih untuk tidak seperti dulu, yang selalu mencari
bahan obrolan agar kita terus bertukar pesan hingga larut malam hingga akhirnya
salah satu dari kita tertidur dan berakhir sesederhana itu. dan benar, obrolan
kita tidak seperti dulu yang selalu bersambung. Kali ini pesan itu berakhir di
aku. Aku memilih menjauhimu.
Menjauh adalah caraku untuk
membiarkanmu tumbuh menjadi dirimu sendiri. Kita saling tahu bahwa kita
sama-sama mempunyai mimpi. Mimpimu menjadi penyampai agama dan mencapai sabuk
merah, mimpiku menjadikan adik-adiku penyampai agama. Tugas menyelesaikan
kuliah yang harus tepat waktu. Berhasil berjuang sendiri sebelum akhirnya kita
berjuang bersama.
Menjauh adalah caraku membuktikan
untuk sebuah kebersamaan. Aku tahu rasanya berjuang sendiri itu amat
melelahkan. Tapi untuk sebuah kebaikan tentang sebuah kehormatan perasaan
antara diriku dan dirimu. Insyaa Alloh.....
Menjauh adalah caraku untuk
membuktikan jika yang pantas adalah yang saling memantaskan. Waktu terus berputar
dan akan terus berjalan. Aku hanya ingin belajar memantaskan diriku untukmu,
untuk keluarga kecilku, untuk anak-anakku kelak jika alloh menghendaki aku dan
kamu menjadi kita berdua. Membangun kehidupan tak semudah menggambar di atas
kertas. Struktur yang kokoh berasal dari pondasi yang kuat. Aku belajar untuk
membangun pondasi yang kuat untuk masa depan dan aku harap kao tengah belajar
membuat struktur yang kuat sama sepertiku. Tapi jika kita pertemuan kita tidak
dikehendaki untuk berjodoh, bukankah kita sudah saling membangun pondasi yang
kuat untuk jodoh sebenarnya?.
Menjauh adalah caraku untuk
membuktikan janji Alloh. Aku percaya janji Alloh, bahwa wanita yang baik untuk
laki-laki yang baik dan begitupun sebaliknya. Untuk itu aku terus memperbaiki
diri untuk memantaskan diriku agar
menjadi pribadi yang baik, supaya kelak aku bisa dijodohkan dengan seseorang
yang baik yang kuharap dia adalah dirimu.
Dan menjau adalah caraku
menjagamu dari jauh. Perasaan cinta itu amat aku hormati, untuk itu aku hanya
ingin kita bisa benar-benar paham jika kitiadaan tanpa kebersamaan adalah hal
yang paling menyiksa rindu. Maka cukuplah aku menyimpannya dalam hati. Kita
hanya butuh cinta dan biarkan waktu yang mengujinya apakah cinta telah menjadikan
kita pantas atau cinta akan hilang pada akhirnya. Aku percaya bahwa cinta
sejati akan kembali dengan cara yang mengagumkan. Aku tak mau berharap terlalu
lebih. Aku hanya ingin bisa memelihara harapanku, agar aku tidak takut jika
nanti kehilanganmu. Karena sesungguhnya di dunia ini tidak ada yang kekal.
Semua hanyalah titipan, termasuk perasaanku padamu. Karena sesungguhnya
pemegang kekuasaan kekuasaan atas hatiku hanyalah dia pencipta seluruh alam.
Dia yang maha membolak-balikkan hati.
Sekali lagi, rasa ini belum
sepenuhnya hilang namun aku takut melebihkannya.
Komentar
Posting Komentar